KHOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL 20.03.2011. MARKUS 12:1-12
Yesus membuat perumpamaan tentang penggarap kebun anggur untuk menjawab pertanyaan imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat yang tidak senang milihat Yesus. Seorang pemilik tanah yang mempunyai lahan yang luas dan dia berpikir sangat cocok untuk menanam pohon anggur di kebunnya dan diapun mulai mengerjakan kebunyan tersebut. Sebelum dia menanam pohon anggurnya di pun membuat pagar kebun tersebut supaya terhindar dari hewan-hewan atau binatang-binatang buas yang mengganggu tanamannya ataupun pencuri. Kemudian ia menggali lubang untuk tempat memeras anggur dan membuat menara jaga yang digunakan untuk mengintai pencuri selama musim panen, dan juga dapat digunakan sebagai tempat tinggal para penggarap-penggarap . Sipemilik tanah merancang pembuatan kebun sangatlah matang ia mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan kebung anggurnya dengan harapan mendapatkan buah anggur yang sangat baik.
Pohon anggurpun telah siap di tanamim sambil menunggu hasilnya si tuan tanah menyewakan kebun anggurnya kepada pengarap-penggarap atau para petani, karna ia harus menunggu empat tahun lamanya pohon anggurnya akan menghasilkan buah. Setelah segala sesuatunya telah di persiapkan dia untuk kebun anggurnya si tuan tanahpun pergi meninggalkan kebun anggurnya. Selama dia pergi, penggarap-penggarap mengurus kebun anggurnya dengan baik
Para penggarap bekerja sebagai petani bagi hasil dan dengan demikian berhak mendapatkan sebagian dari hasilnya. Sisa penghasilannya akan menjadi milik tuan tanah. Penggarap-penggarap telah membuat kontrak dengan tuan tanah untuk menanami kebun tersebut. Pemiliknya akan menanggung mereka selama empat tahun pertama. kebun anggur tersebut akan menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan bagi pemilik tanah.
Kebun anggur tersebut hampir menghasilkan, ia menyuruh hambanya untuk datang kepada para penggarap untuk mengambil hasil kebunnya, tetapi para penggrap menangkap, memukulnya dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa, Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka dan orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Kemudian dengan sabar si tuan tanah kembali mengirimkan hambanya yang lain, tetapi Hamba tersebut ditangkap, dipukuli, dan dikirim kembali kepada tuannya dengan muka memar-memar serta memberi pesan kepada si tuan tanah bahwa penggarap-penggarap kebun anggur tidak ingin membayar atau membagi hasil panen kebun anggur tersebut serta mengirim kembali hambanya yang sudah dipukulinya dengan tangan hampa.
Pemilik kebun masih sabar dan ia sadar bahwa penggarap-penggarap telah bersikap sebagai pemilik yang sah dari harta miliknya lalu dia mengirimkan anaknya, dengan perkiraan bahwa para penggarap akan memberikan hasil panennya pada anaknya dan mereka akan menghargai anaknya. Lalu dia mengirim anak satu-satunya yang merupakan pewaris kebun anggur itu.
Tetapi penggarap-penggarap kebun tidak tergerak untuk menyerahkan hasil kebun anggur. Ketika melihat anak itu mendekat, mereka berpikir bahwa pemilik kebun telah mati dan anaknya yang akan menggantikan dia . Para penggarap memutuskan untuk membunuh anak itu di luar kebun anggur dan mengambil warisannya.
Pemilik kebun sangat marah dan kecewa lalu mengusir para penggarap kebun serta membawa mereka ke pengadilan, dia menuntut hak penuh atas harta miliknya, dan menunjuk penggarap-penggarap lain untuk merawat kebun anggurnya. Orang-orang ini adalah hamba-hamba yang akan memberi dia bagian hasil yang sudah ditentukan pada waktu musim panen.
Bagai mana kita menyikapi perilaku para penggarap kebun anggur tersebut yang mau mengambil yang tidak miliknya. Padahal mereka hanya sebagai pekerja untuk menjaga kebun anggur hingga berbuah. Mereka tidak menunjukkan sikap yang benar sebagai pekerja. Pada waktu kebun anggur itu berbuah mereka tidak memberikan apa yang seharusnya mereka berikan kepada pemilik kebun. Bukannya berterima kasih karena diajak mengambil bagian dari kebun itu mereka malah bertindak kejam dengan memukul, melempari dengan batu dan membunuh utusan-utusan situan tanah sampai pada akhinya mereka membunuh anak situan tanah itu dengan berharap mengambil alih hak waris.
Nah adek-adek sebagai inti cerita diatas adalah Hubunga antara sipenggarab-penggarab dan pemilik kebun dulunya sangat erat dan sangat baik sehingga pemilik kebun mau memberikan kepercayaan penuh kepada penggarap-penggarap kebun. Tetapi karna keserakahan dan ketamakan sipenggarap kebunt tersebut dia tergiur akan hasil kebun hingga dia membunuh anak tunggal penmilik kebun tersebut. Si penggarap-pengarap kebun tidak tau untung seperti istilah Dikasih hati dimintak jantung. Tidak tau berbalas budi.
Didalam kehidupan kitapun sehari-hari sering terjadi hal demikian. sudah di kasih yang ini mau yang itu, udah dikasih yang itu mau yang ini. Tidak pernah puas akan pemberian orang tua yang sudah bersusah paya mencari nafka bagi kita.
Perumpamaan inilah yang memgambarkan Tuhan yesus sebagai anak si pemilik kebun yang pemilik kebun anggurnya adalah Allah. Dan imam-imam kepala serta ahli-ahli taurat digambarkan sebagai penggarap kebun anggur. Imam-imam dan tua-tua Yahudi itu sadar bahwa yang dimaksudkan dalam perumpamaan itu adalah mereka. Berarti para pemuka agama tersebut adalah orang-orang yang mengambil bagian apa yang bukan milik mereka dengan melakukan kejahatan terhadap semua utusan Tuhan. Sebenarnya mereka hanyalah pesuruh yang dipekerjakan tetapi mereka telah mengambil alih pekerjaan Tuhan menjadi milik mereka. Mereka menolak semua utusan Tuhan karena mereka ingin mengambil semua bagian. Setelah ditegur melalui perumpaan yang mereka sadari artinya, imam-imam dan tua-tua Yahudi tetap mengeraskan hati dan bertindak sebagai orang-orang yang kejam dan tidak mau mengenal Allah. Kristus adalah Anak Allah yang datang setelah para nabi. Kedatangan Yesus tidak menggerakkan kesadaran para imam-imam, padahal Ia datang untuk mengingatkan mereka.
Nah adek-adek sebagai inti cerita diatas adalah Hubunga antara sipenggarab-penggarab dan pemilik kebun dulunya sangat erat dan sangat baik sehingga pemilik kebun mau memberikan kepercayaan penuh kepada penggarap-penggarap kebun. Tetapi karna keserakahan dan ketamakan sipenggarap kebunt tersebut dia tergiur akan hasil kebun hingga dia membunuh anak tunggal penmilik kebun tersebut. Si penggarap-pengarap kebun tidak tau untung seperti istilah Dikasih hati dimintak jantung. Tidak tau berbalas budi.
Didalam kehidupan kitapun sehari-hari sering terjadi hal demikian. sudah di kasih yang ini mau yang itu, udah dikasih yang itu mau yang ini. Tidak pernah puas akan pemberian orang tua yang sudah bersusah paya mencari nafka bagi kita.
Perumpamaan inilah yang memgambarkan Tuhan yesus sebagai anak si pemilik kebun yang pemilik kebun anggurnya adalah Allah. Dan imam-imam kepala serta ahli-ahli taurat digambarkan sebagai penggarap kebun anggur. Imam-imam dan tua-tua Yahudi itu sadar bahwa yang dimaksudkan dalam perumpamaan itu adalah mereka. Berarti para pemuka agama tersebut adalah orang-orang yang mengambil bagian apa yang bukan milik mereka dengan melakukan kejahatan terhadap semua utusan Tuhan. Sebenarnya mereka hanyalah pesuruh yang dipekerjakan tetapi mereka telah mengambil alih pekerjaan Tuhan menjadi milik mereka. Mereka menolak semua utusan Tuhan karena mereka ingin mengambil semua bagian. Setelah ditegur melalui perumpaan yang mereka sadari artinya, imam-imam dan tua-tua Yahudi tetap mengeraskan hati dan bertindak sebagai orang-orang yang kejam dan tidak mau mengenal Allah. Kristus adalah Anak Allah yang datang setelah para nabi. Kedatangan Yesus tidak menggerakkan kesadaran para imam-imam, padahal Ia datang untuk mengingatkan mereka.
Mari kita sambut kedatanngan Yesus. Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapak kalau tidak melalui Aku”
Komentar
Posting Komentar