KHOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL 13.03.2011 YOH 2:13-22
Hari Paskah adalah momen yang sangat penting bagi keluarga Yahudi dimana mengigatkan mereka terlepasnya dari Perbudakan bangsa Mesir, Keluarang 12. Jadi bagi paraperantau yang keluar dari Yerusalem banyak pulang untuk merayakan paska dimana paska di rayakan di bait Allah, jadi ketika paska tiba maka bait Allah pun penuh. Hal ini membuat para pedagan tergiur untuk berjualan di bait Allah.
Ketikan hari raya paska yahudi sudah dekat Yesus berangkat ke Yerusalem di sana Yesus sangat kecewa terhadap para pedangan yang tidak tau makna bait Allah dan melihat mereka berjualan di bait Allah. Yesus sangat marah dan membuat cambut dari tali dan mengusir mereka dari bait Allah. Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang beribadah kepada Allah bukan tempat berjualan.
Ini lah yang perlu kita sadari sering kali kita membuat orang lain marah kepada kita ketika kita tidak mematuhi perintah orang tua kita pada hal kita sudah tahun tentang isi titah ke 5 , ketika kita ingkar janji pada seseorang, ketika kita tidak mengerjakan PR yang di berikan oleh guru kita, ketika kita selalu pulang terlambat sekolah, ketika kita terlalu asih main game. Ketika kita ribut di greja pada waktu kebaktian dll. Apakah mestinya begitu hasil yang kita dapatkan ketika kita datang kebaik Allah? Tentu tidak.
Marilah kita senantiasa menjaga bait Allah karena 1 Kort 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” yang makna lain adalah orang Kristen memiliki identitas sebagai “tanda keluarga” Allah. Identitas itu, yaitu “tanda keluarga”, menyangkut nama keluarga dengan menunjuk Allah sebagai kepala keluarganya. Karena itu sikap, perilaku, dan tutur kata kita harus mengekspresikan karakter yang cocok dengan Allah sebagai kepala keluarga. Intinya: jika kita adalah tanda keluarga Allah, maka orang yang melihat kita, mereka akan langsung tahu bahwa kita adalah keluarga Allah.
Di samping identitas di atas, hak dan kewajiban juga melekat pada diri orang yang memiliki “tanda keluarga” Allah. Orang Kristen adalah “kerabat” Allah, sebab mereka adalah anak-anak Allah. Mari kita meraih hak waris kerajaan Allah karena kita telah memperoleh penebusan dari Allah. Bukankah amat besar berkat yang telah diterima orang-orang Kristen sebagai “tanda keluarga” Allah? kitapun juga berkewajiban menegakkan nama saudara agar namanya tidak terhapus dari silsilah keluarga. Bukankah kita juga memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus, sehingga akan ada anak-anak Allah dan “keluarga Allah” marilah kita merenungkan 'sudahkah di sepanjang tahun ini, kita menjadikan tubuh kita sebagai bait Allah, tempat Roh Kudus berdiam?' Ingat bahwa Roh Kuduslah pemilik tubuh kita. Maka seharusnya kita memperlakukan tubuh kita sesuai dengan kehendak Allah.
Sebagai bait Allah yang hidup, kita harus senantiasa menguduskan diri dihadapan Tuhan dan hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sehingga Allah selalu berkenan tinggal dalam hati dan hidup kita dan berkenan menyatakan hadirat-Nya pada kita.
Karena Allah berkenan diam dalam hidup kita sebagai bait Allah yang hidup, kita memiliki kewajiban untuk menjaga kekudusan hidup kita, agar Tuhan selalu berkenan tinggal dalam hidup kita. Sebab jika kita tidak menjaga kekudusan hidup dihadapan-Nya, maka Allah tidak akan berkenan diam dalam bait yang telah menjadi kotor oleh karena dosa yang menhancurkan kekudusan bait Allah. Sehingga siapapun yang menghancurkan bait Allah, maka Allah sendiri yang akan membinasakan dia. Sebab kita adalah bait Allah yang kudus yang telah dikuduskan oleh darah Kristus.
2 Tawarikh 7:15-16 Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal disitu untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada disitu sepanjang masa.
Kita memiliki nilai yang jauh lebih istimewa sebagai bait Allah yang hidup, di mana keistimewaan kita terletak pada perhatian yang Tuhan tujukan pada kita. Di mana Tuhan akan selalu menaruh segala perhatian-Nya pada kita, mendengar doa yang kita naikkan, menguduskan kita sebagai bait Allah, dan berkenan tinggal dalam hidup kita untuk selama-lamanya. Oleh karena itu jagalah kekudusan hidup kita sebagai bait Allah yang hidup agar Tuhan selalu berkenan tinggal dalam hidup kita. Dan rasakanlah sendiri hadirat Allah yang begitu indah dalam kehidupan kita. Berbahagialah sebab aku dan saudara semua adalah bait Allah yang hidup.
Ketikan hari raya paska yahudi sudah dekat Yesus berangkat ke Yerusalem di sana Yesus sangat kecewa terhadap para pedangan yang tidak tau makna bait Allah dan melihat mereka berjualan di bait Allah. Yesus sangat marah dan membuat cambut dari tali dan mengusir mereka dari bait Allah. Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang beribadah kepada Allah bukan tempat berjualan.
Ini lah yang perlu kita sadari sering kali kita membuat orang lain marah kepada kita ketika kita tidak mematuhi perintah orang tua kita pada hal kita sudah tahun tentang isi titah ke 5 , ketika kita ingkar janji pada seseorang, ketika kita tidak mengerjakan PR yang di berikan oleh guru kita, ketika kita selalu pulang terlambat sekolah, ketika kita terlalu asih main game. Ketika kita ribut di greja pada waktu kebaktian dll. Apakah mestinya begitu hasil yang kita dapatkan ketika kita datang kebaik Allah? Tentu tidak.
Marilah kita senantiasa menjaga bait Allah karena 1 Kort 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” yang makna lain adalah orang Kristen memiliki identitas sebagai “tanda keluarga” Allah. Identitas itu, yaitu “tanda keluarga”, menyangkut nama keluarga dengan menunjuk Allah sebagai kepala keluarganya. Karena itu sikap, perilaku, dan tutur kata kita harus mengekspresikan karakter yang cocok dengan Allah sebagai kepala keluarga. Intinya: jika kita adalah tanda keluarga Allah, maka orang yang melihat kita, mereka akan langsung tahu bahwa kita adalah keluarga Allah.
Di samping identitas di atas, hak dan kewajiban juga melekat pada diri orang yang memiliki “tanda keluarga” Allah. Orang Kristen adalah “kerabat” Allah, sebab mereka adalah anak-anak Allah. Mari kita meraih hak waris kerajaan Allah karena kita telah memperoleh penebusan dari Allah. Bukankah amat besar berkat yang telah diterima orang-orang Kristen sebagai “tanda keluarga” Allah? kitapun juga berkewajiban menegakkan nama saudara agar namanya tidak terhapus dari silsilah keluarga. Bukankah kita juga memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus, sehingga akan ada anak-anak Allah dan “keluarga Allah” marilah kita merenungkan 'sudahkah di sepanjang tahun ini, kita menjadikan tubuh kita sebagai bait Allah, tempat Roh Kudus berdiam?' Ingat bahwa Roh Kuduslah pemilik tubuh kita. Maka seharusnya kita memperlakukan tubuh kita sesuai dengan kehendak Allah.
Sebagai bait Allah yang hidup, kita harus senantiasa menguduskan diri dihadapan Tuhan dan hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sehingga Allah selalu berkenan tinggal dalam hati dan hidup kita dan berkenan menyatakan hadirat-Nya pada kita.
Karena Allah berkenan diam dalam hidup kita sebagai bait Allah yang hidup, kita memiliki kewajiban untuk menjaga kekudusan hidup kita, agar Tuhan selalu berkenan tinggal dalam hidup kita. Sebab jika kita tidak menjaga kekudusan hidup dihadapan-Nya, maka Allah tidak akan berkenan diam dalam bait yang telah menjadi kotor oleh karena dosa yang menhancurkan kekudusan bait Allah. Sehingga siapapun yang menghancurkan bait Allah, maka Allah sendiri yang akan membinasakan dia. Sebab kita adalah bait Allah yang kudus yang telah dikuduskan oleh darah Kristus.
2 Tawarikh 7:15-16 Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal disitu untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada disitu sepanjang masa.
Kita memiliki nilai yang jauh lebih istimewa sebagai bait Allah yang hidup, di mana keistimewaan kita terletak pada perhatian yang Tuhan tujukan pada kita. Di mana Tuhan akan selalu menaruh segala perhatian-Nya pada kita, mendengar doa yang kita naikkan, menguduskan kita sebagai bait Allah, dan berkenan tinggal dalam hidup kita untuk selama-lamanya. Oleh karena itu jagalah kekudusan hidup kita sebagai bait Allah yang hidup agar Tuhan selalu berkenan tinggal dalam hidup kita. Dan rasakanlah sendiri hadirat Allah yang begitu indah dalam kehidupan kita. Berbahagialah sebab aku dan saudara semua adalah bait Allah yang hidup.
Komentar
Posting Komentar