KHOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL 20.02.2011. LUKAS 14:15-24

Tuhan Yesus memberi suatu perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih. Dimana ada seseorang yang mengadakan perjamuan besar, dan ia mengundang banyak orang untuk hadir. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya menyampaikan kepada undangan supaya mereka datang ke tempat tuannya untuk hadir di perjamuan, karena semua sudah disiapkan. Namun yang terjadi adalah mereka yang diundang menolak untuk datang dengan berbagai dalih atau alasan.
Nah Adek-adak tahukan arti berdali yang asal katanya DALIH yang artinya adalah alasan yang dipakai untuk membenarkan diri atau membenarkan suatu perbuatan, alasan yang dibuat-buat atau alasan yang dicari-cari. Sedangkan BERDALIH yaitu mengajukan atau memberi alasan yang dicari-cari untuk membela diri. Karena berdalih juga merupakan upaya untuk membenarkan diri dalam kesalahan atau menutupi kelalaian diri
Mari kita lihat dalih yang dibuat undangannya :
1. Ayat 18 iabaru membeli ladannya dan ia harus melihatnya. Kolo kita simak kan bisa dia lihat ladangnya setelah dia pulang dari pesta
2. Ayat 19 aku telah membeli lima pasang lembu kebiri, Seharusnya lembu kebiri dicoba dulu baru dibeli.
3. Ayat 20 Aku baru kawin. Kolo kita pikir kan lebih baik dia bawa istrinya menghadiri pesta tersebut, atau meninggalkan istrinya sebentar untuk menghadiri perjamuan sebagai penghargaan kepada pengundang
Jadi jelas alasan atau dalih ketiga tersebu adalah yang dibuat-buat supa tidak datang ke pesta tersebut.
Dalam kehidupan kita sehari-hari pun kita sering kali berdali kepada orang tua kita, contoh kecil,
1. Orang tua menyuruh cuci piring pasti ada alasannya nanti belum siap PR ku mak pada hal kan bisa di kerjakan PRnya setelah siapcuci piring.
2. Orang tua menyuruh supaya makan karna udah waktunya makan, nantilah belum lapar padahal karna main-mainya
3. Disuruh ke greja supa cepat bagun, kan masih pagi mak
Masih banyak lagi conto-contoh berdalih coba adek-adek ingat lagilah apa lagi dalih adek-adek yang sering di lakukan terhadap orang tua, kawan, saudara, teman-teman.
Orang-orang yang berdalih tidak mendapat bagian dalam perjamuan Kerajaan Allah. Dalam perumpamaan ini digambarkan, kalau kita tidak bisa meninggalkan kepentingan kita pribadi untuk memenuhi panggilan Allah, maka kita tidak layak. Ayat 14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Nah adek-adek dapat kita simpulkan bahwa berdari itu adalah sebagai :
1. KETIDAK SUNGGUHAN
Perumpamaan orang-orang yang berdalih , pada ayat 17 dikatakan “menjelang perjamuan itu dimulai” lalu si hamba mengatakan kepada undangan “Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap”, artinya disini mereka sudah diundang sebelumnya yaitu sebelum hari perjamuan tiba. Sehingga seharusnya mereka sudah bisa mengatur waktu dan kegiatan supaya bisa hadir pada hari perjamuan itu. Disini tampak tidak ada niat yang sungguh-sungguh, untuk hadir dalam perjamuan itu. Niat adalah maksud atau keinginan kuat didalam hati untuk melakukan sesuatu. Niat termasuk perbuatan hati maka tempanya adalah didalam hati, bahkan semua perbuatan yang hendak dilakukan oleh manusia, niatnya secara otomatis tertanam didalam hatinya. Karena itu, niat dibutuhkan untuk memulai sesuatu. Kalau tidak ada niat maka tidak ada kesungguhan untuk melakukannya.
2. KETIDAK JUJURAN
Berdasarkan defenisi berdalih tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa berdalih merupakan wujud kebohongan atau ketidakjujuran. Memberi alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya adalah kebohongan. Kebohongan atau ketidakjujuran itu ibarat bibit penyakit, yang kalau tidak segera dituntaskan akan berkembang. Semakin sering seseorang berbohong akhirnya akan menjadi kebiasaan dan ia akan merasa nyaman dengan kebohongan. Firman Tuhan mengatakan: “Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya (Amsal 16:13). Allah menghargai kejujuran, sekalipun kejujuran itu kadang bisa terasa pahit dan menyakitkan, tetapi dia akan berbuah kekudusan.
3. KETIDAK TAATAN
Kitab 1 Samuel 15 Tuhan memerintahkan Saul melalui Samuel agar pergi mengalahkan orang Amalek dan menumpuas semua penduduk dan ternak mereka, Tetapi setelah berperang, ayat 9 mencatat, “Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu.” Saul berdalih kepada Samuel bahwa semua yang dibawa daripada orang Amalek yaitu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Maka Tuhan mengatakan melalui Samuel, “Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.”
Bukankah seringkali manusia berdalih untuk membenarkan ketidaktaatannya kepada Allah? Yang parahnya lagi, kalau kita mencari kambing hitam untuk membenarkan ketidaktaatan kita kepada perintah Tuhan.
Seringkali kita berjanji kepada Allah untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita tetapi janji itu hanya suara yang bergema semata apabila keduniawian lebih menarik perhatian kita dari pada memenuhi panggilan Allah. Daya tarik kehidupan dunia seringkali bertentangan dengan janji kita untuk mengasihi dan melayani Allah dan kita berdalih untuk membenarkan diri atas semua kesalahan kita.
Dalih tidak lahir begitu saja. Ia lahir sebagai wujud ketidaksungguhan, ketidakjujuran dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Dan orang-orang yang berdalih tidak mendapat bagian dalam perjamuan Kerajaan Allah.
Nah adek- adek mari kita bertobat berdalih. Tuhan Yesus berkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL 24.06.2012. Mat 5:1-12

KOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL 02.09.2012 Yoh 5:1-18

KHOTBAH SEKOLAH MINGGU TGL. 08.07.2012 Kej. 22: 1-19